Kejarlah suatu impian, jangan terpacu pada
apa yang sudah ada di depan mata apalagi itu adalah salah satu dari tiga hal
yang belum pasti (kematian, rezeki, jodoh), jangan terbawa angan - angan.
masih banyak hal - hal yang harus
dipelajari dan dicari, mendekatlah padaNya, jika memang sudah waktunya tiba,
Dia akan memberikan kejutan yang tidak disangka - sangka, yakinlah padaNya
bahwa rencana Allah lebih indah dari perkiraan manusia.
(tulisan ini terjadi saat....)
Dia menyesal dengan sifatnya, tapi waktu
gak bisa diputar ulang, semua udah terjadi, hanya pelajaran yang bisa diambil,
karena penyesalan memang datang diakhir.
Kenapa dia tidak bilang saja pada masa
lalunya yang ‘indah’ itu ? “aku ingin kembali, aku menyesal dan baru sadar
sifat – sifat negatif yang ada pada diriku, aku ingin kesempatan kedua, yang
mungkin kujadikan kesempatan itu untuk memperbaiki diri, memperbaiki hubungan kita,
dan aku akan memperlakukanmu seperti kamu memperlakukanku”
Lakukan saja hal tersebut, agar lelaki yang
hina ini tidak ada dalam hidupnya, untuk jadi pengharap. Sudahlah, semua
memilki masa lalu, tapi apa daya ketika masa lalu lebih indah, lebih terkenang
dari pada saat ini. Mungkin dirimu begitu ‘bodoh’ mengapa selalu berhadapan
dengan perempuan yang memiliki masa lalu yang ‘terkenang’. Dulu kau jadi ‘tempat
berpindah’, yang akhirnya seperti tempat pelarian (yaa walaupun gak ada yang
nganggap begitu), sekarang kau jadi ‘tempat cerita’, ahh sudah lah. Jalani saja
peranmu sesuai kodrat yang telah diberikan olehNya.
Masa lalu memang tidak kembali dan juga
tidak bisa diulang. Tapi bisakah dia tidak mengulang dan mengenangnya saat berinterakni
denganmu ?,
Lagi – lagi rasa egois ini muncul,
mundurlah secara pelahan, mungkin kau belum pantas untuknya. Hanya karena
selalu chat denganmu bukan berarti kau jadi yang utama. Bisa jadi hanya mengisi
kekosongan
Sudahlah tidak baik berburuk sangka, dirimu
hanyalah lelaki yang hina yang selalu berulang melakukan dosa, pikirmu kau
sudah hijrah ?
Jangan menyalahkan dirimu yang ‘bodoh’,
karena hal tersebut sudah menjadi takdir yang kau jalani.
Sifat dia seperti ‘masa lalu’ mu jugakan ? yang
kau juga ingin mengulangnya jika bisa. Itu hanya angan, gakboleh berangan –
angan.
Untukmu, kau adalah diriku yang lain
Untuk dia, terimakasih telah membawaku
kembali pada ‘sifat’ itu
-penggenap-